Belajar Mengatakan Tidak Pada Anak
Rekan Bunda - Pernahkah bunda merasa sulit untuk menolak permintaan sikecil? tanpa mikir-mikir kan bunda? langsung membelikan anak kesukaannya. Tahukah bunda bahwa hal itu sangat potensial bisa mempengaruhi tumbuh kembang si kecil kita.
Seiring waktu berjalan pola permintaan anak-anak juga semakin bertambah hinga ia dewasa. Kita harus tahu gaya mengasuh anak seperti ini salah bund, dan bisa membahayakan anak.
Marilah kita belajar mengatakan tidak pada anak kita demi anak-anak kita saat ia tumbuh dewasa. Ketika terbiasa dengan apa yang mereka inginkan dengan mudah, maka dewasa nanti pribadi anak menjadi kurang memiliki daya untuk berusaha dan dominan memiliki jiwa yang tempramen.
Menurut Melisaa Deuter, M.D., orangtua zaman sekarang memiliki pemikiran bahwa kebahagiaan anak merupakan tanggungjawab orangtua. Hal yang demikian memang benar adanya, tetapi apakah saat si anak ingin nilai bagus di sekolah, harus orangtua yang menyelesaikan ujiannya?
Jangan sampai bunda memiliki anak berpendidikan bagus, berkualitas, tetapi susah mencari pekerjaan yang layak. Satu tahun ia lulus kuliah, tetapi pekerjaannya masih tetap sama yaitu pelayan restoran.
Dan pada akhirnya kita sebagai orang tua memberikan bantuan finansial untuk membantu anak membayar sewa tempat tinggal dan makan. Karena gaji mereka pas pasan. Lalu tiba saatnya kita sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai. Nah apa yang terjadi? anak hanya bisa mengeluh dan marah saat orang tua memintanya untuk lebih berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik.
Seiring waktu berjalan pola permintaan anak-anak juga semakin bertambah hinga ia dewasa. Kita harus tahu gaya mengasuh anak seperti ini salah bund, dan bisa membahayakan anak.
Marilah kita belajar mengatakan tidak pada anak kita demi anak-anak kita saat ia tumbuh dewasa. Ketika terbiasa dengan apa yang mereka inginkan dengan mudah, maka dewasa nanti pribadi anak menjadi kurang memiliki daya untuk berusaha dan dominan memiliki jiwa yang tempramen.
Menurut Melisaa Deuter, M.D., orangtua zaman sekarang memiliki pemikiran bahwa kebahagiaan anak merupakan tanggungjawab orangtua. Hal yang demikian memang benar adanya, tetapi apakah saat si anak ingin nilai bagus di sekolah, harus orangtua yang menyelesaikan ujiannya?
Jangan sampai bunda memiliki anak berpendidikan bagus, berkualitas, tetapi susah mencari pekerjaan yang layak. Satu tahun ia lulus kuliah, tetapi pekerjaannya masih tetap sama yaitu pelayan restoran.
Dan pada akhirnya kita sebagai orang tua memberikan bantuan finansial untuk membantu anak membayar sewa tempat tinggal dan makan. Karena gaji mereka pas pasan. Lalu tiba saatnya kita sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai. Nah apa yang terjadi? anak hanya bisa mengeluh dan marah saat orang tua memintanya untuk lebih berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik.
Menarik : 3 Latihan Merampingkan Paha Pasca Melahirkan
Nah jika hal ini terjadi, maka semuanya telah terlambat untuk memperbaiki. Marilah kita sadar bunda, cobalah untuk mengatakan tidak terhadap anak.
Mengatakan tidak dengan cara lembut dan mencari cara lain agar ia lebih memahami bahwa bukan karena orang tua tidak mau untuk memenuhi keinginannya, melainkan lebih pada usaha sendiri.
Mulailah lebih cerdas dalam mendidik anak-anak kita. Agar kelak ia menjadi sukses di tangan mereka sendiri, tanpa harus ada bantuan financial dari orang lain.
Nah jika hal ini terjadi, maka semuanya telah terlambat untuk memperbaiki. Marilah kita sadar bunda, cobalah untuk mengatakan tidak terhadap anak.
Mengatakan tidak dengan cara lembut dan mencari cara lain agar ia lebih memahami bahwa bukan karena orang tua tidak mau untuk memenuhi keinginannya, melainkan lebih pada usaha sendiri.
Mulailah lebih cerdas dalam mendidik anak-anak kita. Agar kelak ia menjadi sukses di tangan mereka sendiri, tanpa harus ada bantuan financial dari orang lain.